Jumat, 24 Juli 2009

GEJALA - GEJALA SINDROM KLIMAKTERIUM


Gejala-gejala sindrom klimakterik










Penurunan fungsi ovarium dapat berlangsung cepat pada sebagian wanita dan lebih lambat pada yang lainnya. Sebagian wanita menghasilkan estrogen endogen yang cukup sehingga tetap tanpa gejala, sedangkan yang lain memperlihatkan beragam gejala semasa klimakterium.

Gejala-gejalanya dapat dikelompokkan menjadi :

  1. Gangguan Neurovegetatif (vasomotorik-hipersimpatikotoni) yang mencakup: · gejolak panas (hot flushes).
    · Keringat malam yang banyak
    · Rasa kedinginan
    · Sakit kepala
    · Desing dalam telinga
    · Tekanan darah yang goyah
    · Berdebar-debar
    · Susah bernafas
    · Jari-jari atrofi
    · Gangguan usus (meteorismus)
  2. Gangguan Psikis · mudah tersinggung
    · Depresi
    · Lekas lelah
    · Kurang bersemangat
    · Insomania atau sulit tidur
  3. Gangguan Organik · infark miokard (gangguan sirkulasi)
    · Atero-sklerosis (hiperkolesterolemia)
    · Osteoporosis
    · Gangguan kemih (disuria)
    · Nyeri senggama (dispareunia)
    · Kulit menipis
    · Gangguan kardiovaskuler

PERUBAHAN-PERUBAHAN ORGANIK PADA MASA KLIMAKTERIK TD

Organ sasaran

Bentuk perubahan

Akibatnya

Urogenital

Atrofi vulva, vagina, uterus, vesika
urinaria

Elastisitas menurun, mengecil, kering,mudah cedera, mudah infeksi

Hemodinamik

Gangguan pembuluh darah tepi

Infark miokard

Metabolisme

Hiperkolesterolemia,kekurangan kalsium,gangguan metabolisme karbohidrat

Aterosklerosis, osteoporosis,adipositas

Endokrin

Hiperfungsi hipofisis,disfungsi tiroid, peningkatan androgen

Hipertiroid, defeminisasi,virilisasi

Vegetatif

Hipersimpatikotonik,ataksi

Labil, gangguan somatik


Penyebab dan gangguan hormonal klimakterium

Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle (kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut hanya satu yang matang dan menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur dibuahi oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid lagi. Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium semakin menurun.

Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterik.

Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap wanita berbeda-beda bergantung pada:

  1. Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium. Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak panas, keringat banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ sasaran (osteoporosis).
  2. Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari keluhan klimakterik
  3. Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan membe-rikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar